Sabtu, 29 Oktober 2011

ADAPTIVE REASOINING


TUGAS MATAKULIAH     : MA.5111 DAYA MATEMATIKA
NAMA                                   : I WAYAN SUWARNO
NIM                                       : 90111012
RANGKUMAN                    : ADAPTIVE REASONING
                                                  (Penalaran adaptif)


 

            Nalar dapat diartikan sebagai pertimbangan tentang sesuatu, melibatkan seseorang berpikir logis. Sedangkan penalaran atau bernalar yaitu cara atau perihal menggunakan nalar, pemikiran atau cara berpikir logis.       
Penalaran adaptif (adaptive reasoning) merujuk pada kapasitas untuk berpikir secara logis tentang hubungan antara konsep dan situasi, kemampuan untuk berpikir reflektif, kemampuan untuk menjelaskan, dan kemampuan untuk memberikan pembenaran.
Dikenal dua macam penalaran, yaitu penalaran induktif (induksi) dan penalaran deduktif (deduksi). Ciri utama matematika adalah penalaran deduktif, yaitu kebenaran suatu konsep atau pernyataan diperoleh sebagai akibat logis dari kebenaran sebelumnya. Sehingga kaitan antara konsep atau pernyataan dalam matematika bersifat konsisten. Namum demikian dalam pembelajaran, pemahaman konsep sering diawali secara induktif melalui pengalaman peristiwa nyata atau intuisi. Penalaran induktif terjadi ketika proses berfikir yang berusaha menghubung-hubungkan fakta-fakta khusus yang sudah diketahui menuju kepada suatu kesimpulan yang bersifat umum (general). Didalam ilmu pengetahuan, proses tersebut dikenal dengan metode eksperimental (scientific method), sedangkan dimatematika disebut dengan penalaran induktif dan hasilnya masih disebut dengan dugaan (conjectures).
Sedangkan penalaran deduksi merupakan suatu kegiatan, suatu proses atau suatu aktifitas berfikir untuk menarik kesimpulan atau peryataan baru dai pernyataan atau fakta-fakta yang dianggap benar dengan menggunakan logika. Secara umum dapat dinyatakan bahwa jika penalaran induksi merupakan proses berpikir dari khusus ke umum, maka penalaran deduktif merupakan proses berpikir dari bentuk yang umum ke bentuk yang khusus.
Dalam proses pembelajaran jika peserta didik diberikan suatu masalah, dalam proses penemuan atau dalam buran, peserta didik lebih bebas bernalar, apabila dalam proses penemuan solusinya mengalami masalah mereka dapat kembali mencari alternatif penalaran yang lainnya, hal ini dapat dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai pada suatu solusi yang diinginkan. Dalam buram penalaran digunakan untuk menentukan ide-ide yang akan digunakan dalam penyelesaian atau menentukan jawaban.
Dalam penulisan kembali penalaran sudah lebih terstruktur, dan penalaran digunakan untuk meyakinkan seseorang bahwa solusi atau jawaban yang diperoleh dari suatu pemecahan masalah itu terbukti kebenarannya.
Salah satu perwujudan penalaran adaptif adalah kemampuan untuk membenarkan suatu pekerjaan. Pembenaran dan bukti adalah ciri dari matematika formal, sering dianggap sebagai wilayah siswa yang lebih tua. Sedangkan penalaran informal terjadi pada siswa TK sampai dengan SMP.
            Penalaran adaptif berinteraksi dengan alur kemahiran lainnya, terutama selama pemecahan masalah. Peserta didik menggambarkan tentang kompetensi strategis mereka untuk merumuskan dan menggambarkan masalah, menggunakan pendekatan yang dapat memberikan suatu strategi pemecahan, tetapi penalaran adaptif harus mengambil alih ketika mereka menentukan keabsahan dari sebuah strategi yang diusulkan. Pemahaman konseptual menyediakan pengandaian dan penggambaran yang dapat berfungsi sebagai sumber dari penalaran adaptif.
Untuk sampai pada suatu kesimpulan maka diperlukan alasan dan struktur (asumsi) yang dapat mendukung pembuktian kebenaran yang diambil.
Dalam penalaran yang tidak dapat dipisahkan adalah bahasa sebagai alat komunikasi. Selama proses pembelajaran matematika dikelas seorang siswa disamping mampu bernalar dan memecahkan masalah dengan baik sebagai suatu kegiatan atau aktivitas berpikir, maka ia harus mampu mengkomunikasikan kemampuan tersebut secara nyata dalam bentuk lisan, tertulis atau dengan visualisasi. Komunikasi merupakan proses untuk memberi dan menyampaikan arti dalam usaha untuk menciptakan pemahaman bersama.
Dari uraian diatas dapat saya simpulkan indikator untuk kecakapan penalaran adaptif ini antara lain adalah jika siswa mampu : (1) menyusun dugaan; (2) memberikan alasan atau bukti terhadap kebenaran suatu pernyataan; (3) menarik kesimpulan dari suatu pernyataan; (4) memeriksa kesahihan suatu argumen; (5) menemukan pola pada suatu gejala matematis.


           

2 komentar: